Positive Word Sebagai Cara Pembentukan Mental Positif Peserta Didik



POSITIVE WORDS SEBAGAI CARA
PEMBENTUKAN MENTAL POSITIF
PESERTA DIDIK
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr.Ibnu Syamsi, M.Pd.

logo_uny.gif

Disusun oleh :
Hanifa Tsany Hasna
11404241047
hanifa_tsany@yahoo.com



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012

POSITIVE WORDS SEBAGAI CARA
PEMBENTUKAN MENTAL POSITIF
PESERTA DIDIK
Hanifa Tsany Hasna
11404241047
Pendidikan Ekonomi A
Fakultas Ekonomi
hanifa_tsany@yahoo.com


ABSTRAK
Sikap mental positif adalah sebuah keadaan jiwa yang percaya diri, bersemangat, memiliki keyakinan, selalu berpikir positif, memiliki integritas, bertanggungjawab, disiplin, menghargai orang lain, selalu berpikir ke depan, sadar bahwa tidak ada jalan yang rata untuk sukses, pantang menyerah dan membangun yang dilakukan dengan kekuatan niatnya sendiri, berdasarkan motivasi yang diadaptasinya sendiri. Dengan memiliki sikap mental positif, seseorang akan lebih tangguh dalam menghadapi setiap permasalahan hidupnya. Dalam upaya pembentukan sikap mental positif pada peserta didik, peran guru akan menjadi sangat vital, yaitu dengan penggunaan positive words dalam setiap komunikasi pembelajaran. Karena cara kerja otak diisi dengan apa yang sering kita pikirkan, lihat, baca, dengar, dan apa yang menjadi kepercayaan kita, serta sesuatu yang pernah terjadi dalam hidup. Otak akan menyimpan semua sumber daya atau kemampuan tersebut, terrlepas itu positif atau negatif, kecuali anda memilih secara sadar mana yang anda  inginkan untuk disimpan atau dibuang. Daya-daya ini (entah positif atau negatif) yang akan dikeluarkan otak ketika sedang dibutuhkan. Dengan demikian penggunaan positive words dalam pembelajaran di sekolah dapat menjadi suatu alternative pembentukan sikap mental positif pada peserta didik.
Kata kunci: sikap mental positif, positive words






PENDAHULUAN

Permasalahan Indonesia sekarang ini merujuk pada krisis mentalitas masyarakatnya. Seperti yang kita ketahui, Indonesia menduduki peringkat yang cukup tinggi dalam kasus korupsi, hal ini disebabkan karena tingkat kejujuran dan rasa tanggungjawab warga Indonesia masih cukup rendah. Krisis mentalitas juga terlihat pada generasi muda bangsa Indonesia, mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan posisi pegawai negeri, hal ini disebabkan karena sikap pantang menyerah, rasa kepercayaan diri dan keberanian untuk mengambil resiko anak bangsa Indonesia dalam menciptakan suatu lapangan pekerjaan sendiri masih rendah. Dan krisis mentalitas lainnya yang juga terlihat pada sebagian besar warga Indonesia adalah adanya mental selalu ingin diberi.
Pembentukkan mental positif sejak dini menjadi hal yang sangat penting dalam upaya perbaikan generasi penerus bangsa, melalui pendidikan keluarga dan pendidikan di sekolah. Namun sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini hanya berorientasi pada kemampuan peserta didik dalam menguasai ilmu pengetahuan. Hal ini bisa dilihat dari penentu kelulusan siswa yang berdasar atas Ujian Nasional yang hanya menguji kemampuan akademik peserta didik. Sementara perkembangan mental peserta didik justru dirasa terabaikan. Oleh karena itu, peran pendidik (GURU) disini menjadi sangat penting dalam pembentukan mental positif. Lalu bagaimanakah cara membentuk mental positif peserta didik??
Dalam makalah ini penulis merasa perlu untuk mengkaji mengenai pengaruh besar dari positive words dalam pembentukan mental positif. Karena sebagian besar orang hanya menganggap kata-kata sebagai sebuah media komunikasi bahasa saja. Padahal kata yang keluar dari individu atau yang didengar oleh individu memiliki pengaruh yang luar biasa bagi individu tersebut, terlebih kata-kata itu begitu sering diucapkan atau didengar. Seperti labeling, individu akan terasa ter-doktrin dengan kata-kata tersebut, maka dari itu berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis terdorong untuk membuat makalah dengan judul “Possitive Words Sebagai Cara Pembentukkan Mental Positif Peserta Didik.






PEMBAHASAN

I.       Positive Words
A.    Pengertian Positive Words atau Kata-kata Positif
Menurut Urban
Urban mengungkapkan bahwa kata adalah sebuah bunyi ujaran yang melambangkan atau mengomunikasikan sebuah makna dan merupakan isyarat verbal.
Menurut DEPDIKNAS
Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
Kata-kata mampu membuat individu merasa sehat, pengharapan, bahagia, semangat, dan riangan. Namun kata-kata juga mampu membuat individu menderita depresi. Kata-kata terdiri dari kata positif dan negatif. Kata positif adalah kata-kata berupa dukungan, kebahagiaan, semangat, optimis dan berdampak positif bagi manusia. Sedangkan, kata negatif adalah kata-kata berupa sifat pesimis, kasar dan merupakan bentuk ekspresi dari rasa kesal, marah dan emosi negatif.
Beberapa hal yang mempengaruhi kata-kata positif, (1) nada suara, banyak psikolog sosial mengklaim bahwa 40% komunikasi verbal dibuat melalui nada suara. Tinggi rendahnya suara adalah inti dari semua yang diucapkan nada inilah yang memberikan perasaan ke dalam kata-kata individu; (2) bahasa tubuh, individu sering menggunakan tubuh untuk mengekspresikan lebih dari separuh kata yang ingin diucapkan; (3) sentuhan, sentuhan yang lembut atau pelukan yang penuh kasih, dilakukan dalam suasana yang tepat, dapat menjadi cara yang kuat untuk menguatkan kata-kata.

B.     Kedahsyatan Sebuah Kata
a.     Citra Air Berdasarkan Kata yang Dilontarkan
Prof. Emoto Masaru seorang ahli teori gelombang telah mengadakan penelitian sehubungan dengan kata-kata negatif dan positif. Ia mengatakan bahwa dalam eksperimennya ia secara bergantian melontarkan kata-kata positif seperti hebat, kamu bisa, terima kasih, serta kata-kata negatif seperti, saya tidak bisa dan menyebalkan di atas perdepanan air. Kemudian dengan suatu alat khusus ia mengamati citra yang dibentuk air sebagai akibat dari lontaran kata-kata tadi. Ternyata kata-kata negatif membentuk suatu citra yang rusak, tidak beraturan dan tidak estetis. Sebaliknya, kata-kata positif membentuk suatu citra yang teratur dan rapi, beraturan dan bernilai estetika tinggi. Bahan dasar tubuh manusia adalah air, maka pengaruh kata-kata positif dan negatif akan membentuk citra yang kira-kira sama.
Pengaruh dari kedua kata ini dibuktikan Urban dalam eksperimen kecilnya. Urban mengatakan bahwa dalam eksperimennya anak-anak yang semula riang di dalam kelas menjadi stres setelah membaca daftar kata-kata negatif yang terdapat kata stress namun setelah lembaran berisi kata-kata positif diberikan. Suasana kelas berubah, terdapat percakapan serta tawa yang hidup bahkan lebih besar dari sebelum eksperimen ini dilakukan (Makkita, http://makkita.wordpress.com/2011/01/27/positive-words-sejak-dini-strategi-mengatasi-kecemasan-berbicara-di-depan-umum/, diakses 1 Mei 2012).

b.      Kemampuan Luar Biasa Pada Awal Kehidupan Manusia
Sadarkah anda?? pada tahun-tahun awal kehidupan, anda berhasil mencapai prestasi-prestasi  mengagumkan, yaitu pada tahun pertama= anda belajar berjalan, tahun kedua=mulai berkomunikasi dengan bahasa, tahun kelima=mengenal 90% dari semua kata yang biasa digunakan oleh orang-orang dewasa, tahun keenam=belajar membaca. Semua itu berkat orangtua yang selalu mendampingi anda dan ketika kegagalan menghapiri anda, mereka meyakinkan anda dan terus mendorong anda untuk terus berusaha. Setiap keberhasilan diakhiri dengan kegembiraan dan tepukan, yang memompa diri anda untuk lebih berhasil lagi.
Lalu suatu hari, mungkin di kelas satu atau dua , anda duduk di kelas dan guru berkata,”Siapa yang dapat menjawab pertanyaan ini?”Anda mengacungkan tangan dengan semangat dan penuh keyakinan anda menjawabnya. Lalu anda mendengar beberapa anak tertawa dan guru berkata,”Tidak, itu salah. Saya heran melihatmu!”
Anda merasa malu sekali di hadapan teman-teman dan guru anda, yang merupakan salah seorang tokoh penting dalam hidup anda pada saat itu. Keyakinan anda terguncang, dan benih-benih keraguan mulai tertanam dalam jiwa anda. Bagi banyak orang, inilah awal terbentuknya citra negatif diri. Sejak saat itu, belajar menjadi tugas berat. Keraguan tumbuh dalam diri anda, dan anda mulai mengurangi resiko sedikit demi sedikit. Inilah salah kdahsyatan dari kata-kata negatif.
Sementara pada sebuah penelitian yang dilakukan Jack Canfield diketahui bahwa setiap anak rata-rata menerima 460 komentar negatif atau kritik dan hanya 75 komentar positif atau yang bersifat mendukung setiap harinya. Jadi, komentar negative enam kali lebih banyak disbanding komentar positif (DePorter dan Hernack, terj., Alwiyah Abdurrahman, 2002: 22-25).

II.    Mental Positif
A.    Pengertian Mental Positf
Menurut Napoleon Hill
Sikap mental positif adalah sebuah keadaan jiwa yang percaya diri, jujur, dan membangun, dimana orang membuat dan menjaganya dengan metode yang dipilihnya sendiri, dilakukan dengan kekuatan niatnya sendiri, berdasarkan motivasi yang diadaptasinya sendiri.
Menurut W. Clement Stone
Sikap Mental Positif adalah pikiran, tindakan, atau reaksi jujur yang benar terhadap situasi atau lingkungan yang dihadapi, misalnya pikiran, aksi dan reaksi yang tidak melawan Hukum Tuhan atau hak sesama manusia, bagi mereka yang memiliki sikap mental positif. Anda adalah produk dari garis keturunan, lingkungan, tubuh fisik, pikiran sadar dan bawah sadar, posisi dan arah tertentu dalam ruang dan waktu dan sesuatu yang lain, termasuk kekuatan-kekuatan baik yang dikenal maupun yang tidak dikenal. Ketika anda berpikir dengan sikap mental positif, Anda bisa mempengaruhi, menggunakan, mengendalikan dan menyelaraskan, atau menetralkan sebagian atau semua faktor ini . Anda dapat mengarahkan pikiran anda, mengendalikan emosi, dan menentukan tujuan anda. Anda adalah jiwa dengan sebuah tubuh.
Bila kita amati definisi yang diungkapkan oleh kedua pakar motivator international diatas intinya ada 3 hal yang dapat kita cermati yaitu Kondisi Mental (State), Reaksi, & Jujur. Jadi Sikap Mental adalah sebuah Kondisi mental yang merupakan Reaksi Jujur terhadap adanya sebuah aksi. Jujur di sini berarti apa adanya, Otomatis, tidak dibuat-buat, dan bukan hasil akal-akalan. Jadi merupakan sebuah reaksi yang spontanitas keluar dari lubuk hati kita yang terdalam (Sugiyanto, http://www.naqsdna.com/2011/08/keajaiban-sikap-mental-positif.html, diakses 29 April 2012)
B.     Bentuk Mental Positif
·         Berani
·         Percaya diri,
·         Bersemangat,
·         Memiliki keyakinan
·         Selalu berpikir positif
·         Punya integritas
·         Tanggung Jawab
·         Disiplin
·         Menghargai orang lain
·         Selalu berpikir ke depan
·         Sadar bahwa tidak ada jalan yang rata untuk sukses
·         Pantang menyerah

III.   Pengaruh Positif Words pada Pembentukan Mental Positif
Pikiran dalam otak manusia ibarat sebuah baterai yang harus diisi sebelum dapat digunakan maksimal. Ketika otak kosong, daya atau kemampuan yang dapat kita akses melalui otak tidaklah maksimal. Ini bisa diperparah dengan cara kerja otak yang akan memasukkan apa saja untuk dijadikan sumber tenaga agar ia tetap mampu bekerja. Kebutuhan utama tubuh adalah udara, air, dan makanan. Jika salah satu  kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, dengan cara apapun kita harus mencari penggantinya agar tetap hidup. Demikian juga pikiran kita, apabila pemikiran positif tidak dimasukkan sebagai sumber tenaga bagi otak, sumber tenaga apa pun yang didapatkan otak walau negatif akan dimasukkan sebagai penggantinya.
Cara kerja otak diisi dengan apa yang sering kita pikirkan, lihat, baca, dengar, apa yang menjadi kepercayaan kita, serta sesuatu yang pernah terjadi dalam hidup. Otak akan menyimpan semua sumber daya atau kemampuan tersebut, itu positif atau negative, kecuali anda memilih secara sadar mana yang anda  inginkan untuk disimpan atau dibuang. Daya-daya ini (entah positif atau negative) yang akan dikeluarkan otak ketika sedang dibutuhkan.
Ketika sumber negative lebih dominan, maka pada saat otak dibutuhkan untuk mengeluarkan sumber daya tersebut, sumber daya negatiflah yang akan keluar. Akhirnya semua sumber daya negative inilah yang menjadi kepercayaan dan yang akan digunakan otak ketika mereka mencari solusi atas setiap tantangan hidup. Jadi, jangan heran jiwa banyak yang bertambah frustasi ketika mengharapkan hal yang lebih baik. Jika seperti ini, maka mental negatiflah yang akan terbentuk. Sebaliknya, apabila sumber positif yang dominan maka individu terseut senantiasa akan berpikir positif dalam mengahadapi semua permasalahan dan tantangan hidup, sehingga terbentuklah mental positif yang kokoh (Kusnadi, 2009: 38-41)

IV.   Penerapan Positive Words dalam Kelas Sebagai Cara Pembentukan Mental Positif Peserta Didik
Ketika seorang anak mulai memasuki masa sekolah, waktunya tidak lagi sepenuhnya berada di rumah. Terlebih sekarang ini banyak sekolah menetapkan jam sekolahnya hingga sore hari. Tentunya disini, peran guru akan sangat penting dalam perkembangan mental peserta didiknya.
Yang harus dilakukan oleh Guru untuk membentuk mental positif peserta didik:
(secara konsisten)
1.      Memberikan pujian pada peserta didik
Peserta didik akan berkembang secara optimal melalui perhatian guru yang positif, sebaliknya perhatian yang negative akan menghambat perkembangan peserta didik. Mereka senang mendapat pujian dari guru, dan merasa kecewa jika kurang diperhatikan guru diabaikan.
Namun, sayang kebanyakan guru terperangkap dengan pemahaman yang keliru tentang mengajar, mereka menganggap mengajar adalah menyampaikan materi kepada peserta didik, mereka juga menganggap mengajar adalah memberikan sejumlah pengetahuan kepada peserta didik. Tidak sedikit guru yang sering mengabaikan perkembangan kepribadian peserta didik, serta lupa memberikan pujian kepada mereka yang berbuat baik, dan tidak membuat masalah. Biasanya guru baru memberikan perhatian kepada peserta didik ketika rebut, tidak memperhatikan, atau mengantuk di kelas, sehingga menunggu peserta didik berperilaku buruk.
2.      Menyisipkan Motivasi dalam Proses Pembelajaran
Selingi pelajaran dengan kata-kata motivasi atau sisipkan video atau lagu motivasi yang dapat membangkitkan semangat, memotivasi, menginspirasi, dan menciptakan pikiran positif peserta didik dalam berprestasi dan berkarya.
3.      Selalu ucapkan kata-kata positif, seperti kalian pasti bisa, terimakasih, soal ini mudah, hebat, luar biasa, dan lain-lain. Buat peserta didik juga ikut mengatakannya dan jadikan itu menjadi suatu kebiasaan.


4.      Jauhi kata-kata negatif
Semua yang dikatakan harus termasuk dalam kategori positif. Jangan satupun yang melambangkan kata negative. Ini akan berpengaruh pada  pikiran dan emosi siswa, dan hindari kata ‘jangan…………(yang kemudian diikuti kata negatif) karena terkadang yang terekam justru kata negatifnya.
Berikut kata-kata negative yang seringkali diucapkan oleh pendidik:
a.       “Soal ini tidak sulit kok” ubahlah menjadi “soal ini mudah kok”
b.      “Jangan tergesa-gesa dalam mengerjakan” ubahlah menjadi “pelan-pelan saja, masih banyak waktu kok”
c.       “Tidak usah takut untuk bertanya” ubahlah menjadi “Beranikan diri kalian untuk bertanya”
Ubahlah semua kata-kata negative yang sering diucapkan tersebut menjadi kata positif yang dapat mengembangkan mental positif peserta didik dan lebih mudah mencerna kalimat positif daripada kita mengatakan kalimat negatif + larangan, meskipun artinya sama.
5.      Jangan pernah sekalipun mengatakan pekerjaan anak itu salah, cukup katakan ‘Belum benar, ayo teliti lagi’ atau ‘ayo coba lagi’ dengan diiringi kata positif ‘kalian pasti bisa’ dan apresiasi lah keberanian mereka untuk menjawab pertanyaan.















PENUTUP

I.       Kesimpulan
1.      Positive Words atau Kata Positif adalah kata-kata yang mampu membuat individu merasa sehat, pengharapan, bahagia, semangat, dan riangan.
2.      Sikap mental positif adalah sebuah keadaan jiwa yang percaya diri, jujur, dan membangun, dimana orang membuat dan menjaganya dengan metode yang dipilihnya sendiri, dilakukan dengan kekuatan niatnya sendiri, berdasarkan motivasi yang diadaptasinya sendiri.
3.      Positive Words berperan dalam pembentukan mental positif karena otak bekerja dengan cara diisi dengan apa yang sering kita pikirkan, lihat, baca, dengar, dan apa yang menjadi kepercayaan kita, serta sesuatu yang pernah terjadi dalam hidup.
4.      Para pendidik dapat menerapkan budaya positive words dalam kelas dengan cara  memberikan pujian pada peserta didik, memberikan motivasi pada peserta didik, jauhi kata-kata negatif, dan jangan pernah sekalipun mengatakan pekerjaan anak itu salah.
5.      Dengan terciptanya suatu kebiasaan kata-kata positif dalam setiap komunikasi dalam pembelajaran, maka pada setiap peserta didik akan tercipta sikap mental positif

II.    Saran
1.      Sebaiknya dibentuk Program Positive Words yang wajib dipatuhi oleh setiap pendidik.
2.      Diadakan kotak kritik dan saran dimana siswa dapat menuangkan kritik dan saran terhadap guru secara bebas, dan hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk kebijakan sekolah.









DAFTAR PUSTAKA

DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. 2002. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman Dan Menyenangkan (diterjemahkan dari Quantum Learning: Unleashing The Genius In You oleh Alwiyah Abdurrahman). Bandung: Penerbit Kaifa.
Jauharo, Alfi. 2011. Kepribadian Positif, http://ajauharo.blogspot.com/2012/01/kepribadian-positif-positive-thinking.html diakses pada 30 April pukul 23.08 WIB.
Kusnadi, Andrian. 2009. Mangament For A Great Life: Rahasia Sukses Kelola Diri. Jakarta: Gramedia
Makkita. Positive Words Sejak Dini, Strategi Mengatasi Kecemasan Berbicara Di Depan Umum, http://makkita.wordpress.com/2011/01/27/positive-words-sejak-dini-strategi-mengatasi-kecemasan-berbicara-di-depan-umum/, diakses 1 Mei 2012 pukul 07.24 WIB.
Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugianto, Eddy. 2011. Keajaiban Sikap Mental Posiif, http://www.naqsdna.com/2011/08/keajaiban-sikap-mental-positif.html, diakses 29 April 2012 pukul 22.27 WIB.

0 komentar:

Posting Komentar